MANUSIA DAN CINTA KASIH,
PENDERITAAN DAN KEADILAN
Mah. Elfan Falah
1 . Menusia Dan cinta KasihS
A.
Arti cinta kasih
Cinta kasih bersumber pada ungkapan
perasaan yang di dukng olehunsur karsa, yang dapat berupatingkah lakudan
pertimbanagan dengan akal yang menimbulkan tanggung jawab. Dalam cinta kasih
tersimpul pula rasa kasih sayang dan kemesraan. Belas kasihan dan pengabdian.
Cinta kah yag diertai dengan tanggung jawab menciptakan keserasian,
keseimbanagan dan kedamaian ntar sesama manusia, antar manusia dengan linkungan,
dan antar manusia dengan tuhan.
Apabial dirumuskan secara sederhana,
cinta kasih adalah perasaan kasih sayang, kemesraan, belas kasih dan pengabdian
yang dinungkap dengan tingkah laku yang bertnggung jawab. Tanggung jawab
artinya akibat yang baik, positif berguna, saling menguntungkan, mencipyakan
keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
B.
macam Cinta Cinta Kasih
Adanya beberapa macam cinta kasih
yaitu sebagai berikut:
1. Cinta kasih antar orng tua dan
anak. Orang tua yang memperhatikan dan memanuhi kebutuhan
aknya, bararti mempunyai rasa cinta asih terhadap anak. Mereka selalu
engharaapkan agar anaknya menjadi orang baik dan beruna di kemudian hai.
2. cinta kasih antar pria dan
wanita. Seorang pria meneruh perhatian terhadap seorang
gadis dengan prilaku baik,lemah lembut, sopan, apalagi memberi seuntai bunga
mawar merah, berarti ia menaruh cinta
kasih terhadap gadis itu.
3. Cinta kasihantar sesama manusia.
Apalagi seorang sahabat berkunjung keruma kawanya yang sedang sakit dan membawa
obat kepadanya berarti bahwa sahabat itu menaruh cinta kasih terhadap kawanya
yang sedang sakit.
4. Cinta kasih antar manusia dan
tuhan. Apabila seorang taat beribadah, menurut perintah
tuhan, danmenjauhi larangana-Nya, orang itu mempunya cinta kasih kepada Tuhannya.
5. Cinta kasih terhadap
lingkungannya. Apabila seorang menciptakan taman yang
indah, memelihara taman pekarangan, tidak menebang kayu di hutan seenaknya,
menanam tanah gundul secara teraur, tidak berburu hewan secara semena mena atau
di katakan bahwa orang itu meneruh cinta kasih atau menyayangi lingkngan
hidupnya.
C.
Ungkapan Cinta Kasih
Cita kasih adlah ungkapan perasaan
yang di wujudkan dengan tingkah laku, seperti dengan kata kata, tulisan, gerak,
atau media lainnya. Ungkapan dengan kata-kata atu pernyataan, misalnya
ungkapan. Aku cinta padamu. Ungkapan dengan tulisan, misalnya. Surat cinta, surat ibu kepada anaknya
ungkapan denan gerak, misalnya. Salaman,
pelukan, ciuman, dan rangkualan. Ungkapan dengan media, misalya. Setangkai bunga, benda suvenir dan benda
kado. Ungkapan-ungkapan ini selain dalam bentuk nyata, juga dalam bentuk karya
budaya, misalnya seni suara, seni sastra, seni drama, fim, dan seni lukis.
Orang yang mempunya perasaan cita
kasih, hidupya penuh gairah banyak inesiatif, dan penuh kreatif. Bagi sineman
prilaku cinta kasih di tuangkan dalam bentuk karya budaya sehingga dapapt
dinikmati pula oleh masyarakat. Dengan demikian, masyarakat dapat memerik
nilai-nilai kemanusiaan yang terungkap melalu karya budaya itu.
2. MANUSIA DAN PENDERITAAN
Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata
derita berasal dari kata sanksekerta dhra
artinya menahan atau menenggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yag tidak meyenangkan. Penderitaan itu dapat
berbentuk lahir atau batin, keduanya, termasuk penderitaan ialah keluh kesah, kesengsaraan,
kelaparan,kekenyangan, kepanasan dan lain-lai.
Dalam riwayat nabi Muhammad SAW pun,
diceritakan bahwa beliau dilahirkan sebagai anak yatim lalu kemudia yatim
piatu, yang di besarkan kakeknya kemudian pamannya. Beliau mengembala kambing ,
bekerja pada orang, dan sebagainya. Bahkan sebagian besar hidupnya banyak
mengalami penderitaan yang luar biasa.
Kalau kita baca buku riwayat hidup
orang-orang besar, semuanya dimulai dengan penderitaan. Hamka mengalami
penderitaan yang hebat pada saat masa kecilnya, hingga ia hanya sempat mengecap
sekolah kelas Iisaja. Namun ia mampu menjadi orang terkenal, orang besar pada
zamannya, berkat perjuangan hidupnya melawan penderitaan.
Pada waktu kita membaca riwayat para
tokoh itu, kita dihadapkan pada jiwa besar, harga diri, berani karena benar,
rasa tanggung jawab, semangat embaca dan sebagainya.
Apabila berbicara tentang siksaan, terbayag di benak kita sesuatu yang
sangat mengerikan, bahkan mendirikan bulu kuduk kita. Di dalam benak kita, terbayang seseorag yang tinggi besar, kokoh kuat dan
dengan muka yang seram sedang memegang cemeti mencambukkan tubuh orang yang akan
di siksa; atau ia memegang batangan besi yag dipanaskan ujungnya sampai merah
dan siap ditempelkan pada tubuh orang yang akan di siksa; atau ia memegang tang
yang siap mencopot kuku-kuku orang yang disaksa. Munakin juga si penyiksa
sedang mrokok yang siap menyulut sekujur tubuuh orang yang sedang disiksa.
Semua itu ang dimakud agar orang yang disiksa memenuhi permintaan penyiksa atau
sebagai perbuatan balas dendam.
Siksaan seperti itu banyak terjadi
dan bamyak di baca diberbagai media
masa. Bahkan kadang-kadang ditulis di halaman pertama dengan judul huruf besar,
dan disertai gambar si korban.
Siksaa manusia juga menimbulkan
kreativitas bagi orang yang mengalami siksaan atau orang lain yang memiliki
jiwa seni yang menyaksikan langsung atau tak langsung, hal itu terbukti dengan
banyaknya tulisan, baik berupa berita, cerpen ataupun novel yang mengisahkan
siksaan. Dan membaca hasil seni yang berupa siksaan, kita akan dapat mengambil
hikmahnya. Karena kita dapat menilai arti manusia, harga diri, kejujuran
kesabaran, dan ketakwaan, tetapi juga hati yang telah dikuasai nafsu setan, kesadisan
tidak mengenal prikemanusiaan, dan sebagainya.
B
. Rasa Sakit
Rasa sakit dalah rasa yang menderita
suatu penyakit. Rasa sakit ini dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin,
besar-kecil, tua-muda, berpangkat atau rendahan tidak apat menghindarkan diri
darinya. Orang bodoh atau pintar bahkan dokter sekalipun.
Pendeeritaan, rasa sakit, dan
siksaan merupakan rangkaian peristiwa satu dan lainnya tak dapat di pisakan
merupakan rentetan sebab akibatnya. Karena siksaan, orang merasa sakit, dan
karena merasa sakit orang menderita. Atau sebaliknya, karena penyakitnya tak
sembuh-sembuh, ia merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami dan penderitaan.
C.
Neraka
Berbicara
tentang neraka, kita selalu ingat kepada dosa, juga terbayang dalam ingatan
kita, siksaan yang luar biasa, rasa sakit yang begitu hebat. Jelaslah bahwa
antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan penderitaan, ada hubugan takdapat di
pisahkan satu sama lainnya. Empat rangkaian itu merupakan sebab-akibat.
Manusia masuk neraka karena dosanya.
Oleh karena itu, bila kita berbicara tentang neraka tentang dosa berarti juga
membicarakan tentang kesalahan.
Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang
erisi tentang siksaan di neraka atau ancaman siksaan. Surat-surat itu antara
lain surat Al-Fath ayat 6 yag artinya:
Dan supaya dia menyiksa
orang-orang yang munafik laki-laki dan perempuan, orang-orang yang musyrik
laki-laki dan perempuan yang mempunyai peasangka jahat terhadap Allah.
Mereka dapat giliran buruk. Allah
memurkai mereka, dan menyediakan neraka jahannam baginya. Dan seraka itu adalah
seburuk-buruknya tempat kembali.
(Q.S Al-Fath : 6)
3. MANUSIA DAN KEADILAN
A.
Keadilan
Keadilan adalah pengakuan dan
peralakuan yang seimbang atara hak dan kewajiban. Jika mengakui hak hidup kita
wajib mempertahankannya dengan bekerja keras tanpa merugikan orang lain, karena
orang lain pun mempunyai hak hidup seperti kita. Jika kita mengakui hak hidup
orang lain, kita wajib memberi kesempatan kepada untuk mempertahankan hak hidup
mereka sendiri. Jadi, keadilan pada pokoknya terletak atau keharmonisan antara penuntut hak dan
orang yang menjalnkan kewajiban.
Berdasarkan
kesadaran etis, kita tidak boleh hanya menuntut hak tanpa memperhatikan
kewajiban. Jika hal itu terjadi sikap dan tindakan kita akan mengarah kepada
pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya, jika kita hanya menjalankan
kewajiban dan lupa menuntut hak, kita akan mudah diperbudak atau di peras orang
lain. Sebagai contoh, seorang karyawan yang hany menuntut hak kenikan upah
tanpa meningkatkan
hasil kerjanya cenderung disebut pemeras. Sebalaiknya, seorang majikan yang
terus menerus memeras tenaga orang lain, tanpa memperhatikan kenaikan upah dan
kesejahteraannya cenderung memperbudak pegawainya.
Berbicara tentang keadila, anda
tentu segera ingat dasar negara kita ialah pancasila. Sila kelima pancasila berunyi: keadilan sosial bagi seluruh indonesia.anda hafal kalimat itu,
tetapi mengenai arti adil dan keadila,besar kemungkinan anda tidak
dapatsegera manjawabnya. Ha ini karena pengertian adil dan keadailaitu
sampaidetik ini belum dirumuskan secara jelas.
B.
Kejujuran
Jujur
atau kejujuran berarti sesuai dengan hati nurani. Jujur berarti bersih hati
dari perbuatan yang dilarang dari perbuatan hukum. Jujur berarti pula menepati
janji , baik yang terlahir dari kata-kata maupun dalam niat, dengan cara
menepati niatnya. Apabila niat tadi telah
terlahir dalam kata-kata, padahal tidak ditepati, maka kebohongannya
telah disaksikan orang lain.
Sikap jujur mewujudkan
keadilan,sedangkan keadilan menuntut kemuliaan abadi, jujurmemberikan
keberanian dan ketentraman hati, serta menyucikan, menciptakan budi pekerti
yang luhur. Seseorang mustahil dapat memeluk agama dengan sempurna, apabila
lidahnya tidak suci. Teguhlah pada kebenaran, sekalipun kejujuran dapat
merugikan, serta jangan pula berdusta
walaupun dusta menguntungkan.
Pada hakikatnya, kejujuran dilandasi
dengan kesadaran moral yang tinggi, kesadan pengakuan akan adanya persamaan hak
dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.
C.
Kecurangan
Curang
atau kecurangan artinya tidak sesuai dengan hati nurani. Namun, bisa saja,
seseorang telah berniat curang untuk memperoleh keuntungan atanpa harus
berjuang keras. Keuntungan disini adalah keuntungan yang berupa meteri.
Pelakunya menganggap bahwa materi mendatangkan kesenagan, meskipun orang lain
menderita karenanya.
Ditinjau dari hubungan manusia
dengan alam sekitarnya, ada empat aspek yang menyagkut hidup manusia yakni
aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban, dan aspek teknik. Apabila
keempat aspek tersebut dilaksanakan secara wajar, segalanya akan berjalan lancar
sesuai dengan norma hukum. Akan tetapi, apabila hati manusia telah digerogoti
jiwa tamak, iri, dengki ia akan melakukan perbuatan yang melanggar perbuatan
norma tersbut, dan terjadilah kecurangan.
D.
Pemulihan Nama Baik
Nama
baik merupakan tujuan utama orang hidup. Setiap orang berusaha untuk menjaga
agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika ia adalah teladan bagi orang lain.
Ada pribahasa yang berbunyi dari pada berputih mata, lebih baik berputih
tulang. Yang artinya orang lebih baik mati dari pada malu. Betapa besar
nama baik itu sehingga nyawa menjadi taruhannya. Setiap orang tua selalu
berpesan kepada anak-anaknya, jagalah
nama baik keluargamu...! dengan menyebut nama berarti sudah mengandung arti nama baik. Ada pula pesan oarng tua, janga membuat malu ! pesan
itu juga berarti menjaga nama baik. Orang tua yang menghadapi anaknya yang
sudah dewasa seringkali berpesan, laksanakan
yang kau anggap baik dan jangan kau laksanakan yang kau anggap tidak baik ! dengan
melaksanakan apa yang baik berarti manjaga nama baik dirinya sendiri, yang
berarti menjaga nama baik keluarga.
Tingkah laku dalam mempertahankan
nama baik pada hakikatnya sesuai dengan kodrat manusia, yaitu:
1
. manusia menurut sifat dasarnya adalah makhluk moral.
2
. adanya aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk
mewujudkan dirinya sendiri sebagai
pelaku moral tersebut.
E.
Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas
perbuatan orang lain, baik reaksi berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang
seimbang, ataupun tingkah laku yang seimbang.
Dalam Al-Qur’an pun terdapat
ayat-ayat yang menyatakan bahwa tuhan mengadakan pembalasan. Pembalasan terjadi
akibat adanya pergaulan, pergaulan yang bersahabat akan mendpat balasa
bersahabat, sebaliknya pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang
tidak bersahabat pula.
Pada dasarnya, manusia adalah
makhluk moral dan makhluk sosial. Dalam bergaul, manusia harus mematuhi
norma-norma untuk mematuhi moral itu. Orang yang berbuat amoral berarti telah
melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban orang lain.
Oleh karena itu, tidak ada seorang
pun yang menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau dipekosa. Itulah
sebabnya manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu.
Mempertahankan hak dan kewajiban yang tergolong pembalasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar