GEJALA-GEJALA KEJIWAAN PADA MANUSIAN NORMAL
Moh. Alfan Falah
1.
Persepsi
Di dalam psikologi, proses sensasi
dan persepsi berbeda. Sensasi ialah penerimaan stimulasi melalui alat indra,
sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulasi yang telah ada di dalam otak.
Meskipun alat untuk menerima stimulasi serupa pada setiap individu,
interpretasinya berbeda. Untuk menggambarkan perbedaan antara sensasi dengan
persepsi, kita bandingkan potret sebuah pemandangan sebagaiman yang diterima
alat indera, sedangkan lukisan pemandangan bergantung padda interpretasi
peluki. Dengan kata lain, mata menerima sedangkan pikiran mempersepsi.
Senssi tanpa persepsi atau sensasi
murni jarang terjadi. Kalau anda mendengar suara aneh, betapapun asingnya, anda
segera menghubungkannya dengan sesuatu yang telah anda kenal. Kalau anda
melihat suatu objek yang ssama sekali aneh dan asing, secara tidak sadar anda
akan langsung menghubungkannya denagan suatu bentuk yang telah anada lihat
sebelumnya. Sensasi murni mungkin terjadi dalam peristiwa dimana rangsang warna
ditunjukkan untuk pertama kali pada seseorang yang sejak lahirnya buta dan
tiba-tiba dapat melihat.[1]
Pada bati yang baru lahir, baying
bayangan yang masuk kedalam otak masih bercampur aduk, sehingga ia belum dapat
membedakan benda-benda dengan jelas. Makin besar anak itu, makin baiklah
struktur susunan syaraf otaknya, dan bertambahnya pengalaman, anak tersebut
mulai dapat mengenal objek-objek satu persatu, membedakan antara satu benda
dengan benda yang lainnya, dan mengeloompokkan benda-benda yang berdekatan atau
serupa.ia mulai dapat memfokuskan perhatiannya pada satu objek, sedangkan
objek-objek lain disekitarnya dianggap sebagai latar belakang. Kemampuan untuk
membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan dan sebagainya, disebut sebagai
kemampuan untukmengorganisasikan pengamatan atau persepsi.
Organisasi dalam persepsi, mengikuti
beberapa perrsepsi, yang antara lain:
1.
Wujud dan latar, objek-objek yang kita amati disekitar kita selalu
muncul sebagai wujud sedangkan dengan hal-hal lainnya sebagai latar.
Misalnya: kalau melihat sebuah meja dalam kamar , maka meja itu akan tampil
sebagai wujud dan benda benda lainnya dikamar itu menjadi latar; kalau kita
mendengarkan lagu, maka suara penyanyiannya tampil sebagai wujud dan iringan
music sebagai latar.
2.
Pola pengelompokan; hal hal tertentu cenderung kita kelompokkan
dala persepsi kita. Bagaimana cara kita mnegelompokkandapat menentukan
bagaimana kita mengamati hal-hal tersebut.
Perbedaan persepsi dapat disebabkan
oleh hal-hal dibawah ini:
1.
Perhatian. Biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsangan yang
ada disekitar kita sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian kita pada satu
atau dua objek saja. Perbedaan focus antara satu orang dengan orang lainnya,
menyebabkan perbedaan persepsi anatara mereka.
2.
Set; adalah harapan seseorang tentang rangsangan yang akan timbul.
Misalnya, pada seorang pelari yang siap digaris start terdapat set bahwa akan
terdengar bunyi pistol disaat ia harus mulai berlari, perbedaan set dapat
menyebabkab perbedaan persepsi. Misalnya A membeli telur di suatu tempat dan
harga telur itu adalah Rp. 15 sebutir, sedangkan B membelinya dengan Rp. 10,-
kalu A dan B sama sama mebeli telur di suatu tempat dan harga telur itu adalah
Rp. 12,50,- maka bagi A telur ini murah, dan bagi B telur ini mahal.
3.
Kebutuhan; kebutuhan kebutuhan sesaat maupun menetap pada diri
seseorang, mempengaruhi persepsi orang tersebut. Dengan demikian,
kebutuhan-kebutuhan yang berbeda menyebabkan pula perbedaan persepsi. Misalnya
A dan B berjalan jalan di pusat pertokoan, A, yang kebetulan sedang lapar,
mempersepsikan kompleks itu sebagai penuh dengan restoran-restoran yang berisi
makanan lezat,sedangkan Byang sedang ingin membeli sebuah arloji, mengamati
kompleks itu sebagai deretan took kelontong.
4.
Sistem Nilai; sistem nilai yang berelaku dalam suatu masyarakat
berpengaruh pula terhadap persepsi. Suatu eksperimen di amerika srikat menunjukkan bahwa anak-anak
yang berasal dari keluarga miskin mempersepsi mata uang logam lebih besar dari
pada ukuran yang sebenarnya. Gejala ini tidak terdapat pada anak-anak yang
berasal dari keluarga kaya.
5. Ciri keperibadian; ciri keperibadian akan
mempengaruhi persepsi.misalnya, A dan B bekerja disuatu kantor yang sama
dibawah pengawasan satu orang atasan. A yang pemalu dan penakut. Mempersepsi
atasannya sebagai tokoh yang menakutkan dan perlu dijauhi, sedangkan B yang
mempenyai lebih kepercayaan diri, menganggap atasannya sebagai tokoh yang dapat
di ajak bergaul seperti orang biasa lainnya.
6. Gangguan Kejiwaaan; gangguan kejiwaaan dapat
menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut halusinasi. Berbeda dari ilusi,
halusinasi bersifat individual, jadi hanya dialami oleh penderita yang
suara-suara atau melihat benda-benda yang tidak terdengar aau terlihat oleh
orang lain tau ia bisa melihat suatu benda jauh berbeda dari bentuk yang asli,
misalnya, ia melihat gundukan tanah sebagai harimau yang mau menerkamnya. [2]
2. Belajar Dan Berfikir
Seorang
anak dibelikan sepeda oleh ayahnya. Ia akan mencoba sepede tersebut dan
mengadakan reaksi-reaksi atas rangsang-rangsang yang ditimbulkan sepeda. Lama
kelamaan reaksi reaksinya semakin teratur hingga suatu saat ia dapat menguasai sepeda itu. Anak yang
sebelumnya tidak dapat naik sepeda, kini dapat naik sepeda.ini adalah contoh
proses belajar. Jadi, belajar adalah suatu proses dimana suaatu tingkah laku
ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi (rangsangan)
yang terjadi.
Pada
manusia, proses belajar tidak hanya menyangkut aktifitas fisik saja, tetapi terutama
sekali menyangkut kegiatan otak, yaitu, berpikir. Dalam hubungan ini, ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar:
1. Waktu istirahat; khususnya dalam mempelajari
sesuatu yang meliputi bahan yang banyak, perlu disediakan waktu-waktu tertentu
untuk beristirahat. Dalam waktu istirahat sebaiknya tidak banyak melakukan
kegiatan yang menggannggu pikiran sehingga bahan yang sudah dipelajari
mempunyai icukup kesempatan untuk mengendap dalam ingatan.
2. Pengetahuan tantang materi yang dipelajari
secara menyeluruh; dalam mempelajari sesuatu, lebih baik kalu pertama-tama kita
pelajari materi atau bahan yang ada secara keseluruhan. Setelah itu,
mempelajari dengan baik lebih seksama bagian bagiannya.
3. Pengertian terhadap materi yang dipelajari:
kalau hendah mempelajari sesuatu, maka kita harus mengerti materi yang kita
pelajari itu. Tanpa pengertian, kita akan mendapat kesulitan.
4. Pengetahaun akan prestasi sendiri: kalau kita
taip kali mengetaui hasil prestasi kita sendiri, yaitu mengetahui
perbuatan-perbuatan yang masih salah, maka akan lebih mudah kita memperbaiki
kesalahan-kesalahan itu daripada kalau kita harus meraba-meraba terus.
5. Transfer: pengetahuan kita mengenai hal-hal
yang pernah kita pelajari sebelumnya, kadang-kadang mempengaruhi juga proses
belajar yang sedang kita lakukan sekarang. Pengaruh ini disebut transfer.
Trasnsfer dapat bersifat positif. Jika hal yang lalu mempermudah proses belajar
yang sekarang atau juga dapat bersifat negatif jika prosees belajar yang lalu
justru mempersulit proses belajar yang sekarang.
Belajar adalah pengalaman yang universal. Setiap orang harus selalu
belajarsepanjang hidupnya. Balita harus belajar bicara, berpakaian dan makan
sendiri. Para remaja harus belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan sosial yang
dapat diterima oleh masyarakat. Orang dewasa harus belajar bagaimana melakukan
pekerjaan dan memenuhi tanggung jawab kehidupan rumah tangga. Kehidupan
sehari-hari penuh dengan problem problem yang harus dipecahkan dengan belajar.
Perkataan belajar mempunyai tiga arti:
·
Menemukan;
·
Mengingat
·
Menjadi efisien
Contoh:
·
apakah anda telah belajar bagaimana caranya memecahkan
teka-teki ini ? belajar disini berrarti memecahkan
·
apakah anda pernah belajar kata-kata Starspangled banner?
Belajar disini berarti menginget
·
apakah anda telah belajar bagaimana caranya mengendarai
mobil? Belajar disini berarti efisien.
Apakah anda telah belajar bagaimana belajar memakai dasi tanpa bercermin?
Dalam contoh ini tiga arti tersebut berada secara bersama.
Macam-macam kegiatan berfikir dapat kita
golongkan sebagai berikut:
1. berfikir asosiatif, yaitu proses berfikir
dimana sutu ide merangsang ide lain. Jalan pikiran dalam proses
berfikir-berfikir asosiatif. Tidak ditentukan atau diarahkan sebelunya, jadi
ide-ide timbul secara bebas.
2. Berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang
sudah sebelumnya yang diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahakan pada pemecahannya
persoalan. Dua macam berpikir terarah, yaitu;
a. Berpikir kritis, yaitu membuat keputusan atau
pemeliharaan terhadap suatu keadaan.
b. Berpikir kreatif, yaitu berpikir untuk
menentuikan hubungan-hubungan baru antara berbagai hal, menemukan pemecahan
baru dari suatu soal menemukan sisitem baru, menemukan bentuk artistik baru,
dan sebagainya.
Hakikat Berpikir
Menurut analisis berpikir, proses berpikir itu
terdiri dari keaslian, kritik, dan penerimaan atau penolakan hipotesis.dalam
pemecahan problem yang bersifat non simbolis (misalnya memecahkan teka teki),
sasaran atau kritik terhadap hipotesis
dilaksanakan bersama-sama, dalam perbuatan trial and error yang bersifat terbuka. Responnya berwujud
gerakan gerakan otot besar.
Dalam
pemecahan problem yang bersifat simbolis
Borgata Hotel Casino & Spa to Reopen, Reopen in - KTNV
BalasHapusBorgata Hotel Casino & Spa in Atlantic City is reopening its doors on 경상남도 출장마사지 Monday, May 20, 아산 출장샵 the casino said 서산 출장샵 Monday. Borgata 김천 출장샵 Hotel Casino 속초 출장샵 & Spa in