Rabu, 26 Maret 2014

Gejala-Gekala Kejiwaan Pada Manusia Normal



GEJALA-GEJALA KEJIWAAN PADA MANUSIAN NORMAL
Moh. Alfan Falah
1.      Persepsi
Di dalam psikologi, proses sensasi dan persepsi berbeda. Sensasi ialah penerimaan stimulasi melalui alat indra, sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulasi yang telah ada di dalam otak. Meskipun alat untuk menerima stimulasi serupa pada setiap individu, interpretasinya berbeda. Untuk menggambarkan perbedaan antara sensasi dengan persepsi, kita bandingkan potret sebuah pemandangan sebagaiman yang diterima alat indera, sedangkan lukisan pemandangan bergantung padda interpretasi peluki. Dengan kata lain, mata menerima sedangkan pikiran mempersepsi.
Senssi tanpa persepsi atau sensasi murni jarang terjadi. Kalau anda mendengar suara aneh, betapapun asingnya, anda segera menghubungkannya dengan sesuatu yang telah anda kenal. Kalau anda melihat suatu objek yang ssama sekali aneh dan asing, secara tidak sadar anda akan langsung menghubungkannya denagan suatu bentuk yang telah anada lihat sebelumnya. Sensasi murni mungkin terjadi dalam peristiwa dimana rangsang warna ditunjukkan untuk pertama kali pada seseorang yang sejak lahirnya buta dan tiba-tiba dapat melihat.[1]
Pada bati yang baru lahir, baying bayangan yang masuk kedalam otak masih bercampur aduk, sehingga ia belum dapat membedakan benda-benda dengan jelas. Makin besar anak itu, makin baiklah struktur susunan syaraf otaknya, dan bertambahnya pengalaman, anak tersebut mulai dapat mengenal objek-objek satu persatu, membedakan antara satu benda dengan benda yang lainnya, dan mengeloompokkan benda-benda yang berdekatan atau serupa.ia mulai dapat memfokuskan perhatiannya pada satu objek, sedangkan objek-objek lain disekitarnya dianggap sebagai latar belakang. Kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan dan sebagainya, disebut sebagai kemampuan untukmengorganisasikan pengamatan atau persepsi.
Organisasi dalam persepsi, mengikuti beberapa perrsepsi, yang antara lain:
1.      Wujud dan latar, objek-objek yang kita amati disekitar kita selalu muncul sebagai  wujud  sedangkan dengan hal-hal lainnya sebagai latar. Misalnya: kalau melihat sebuah meja dalam kamar , maka meja itu akan tampil sebagai wujud dan benda benda lainnya dikamar itu menjadi latar; kalau kita mendengarkan lagu, maka suara penyanyiannya tampil sebagai wujud dan iringan music sebagai latar.
2.      Pola pengelompokan; hal hal tertentu cenderung kita kelompokkan dala persepsi kita. Bagaimana cara kita mnegelompokkandapat menentukan bagaimana kita mengamati hal-hal tersebut.
Perbedaan persepsi dapat disebabkan oleh hal-hal dibawah ini:
1.      Perhatian. Biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada disekitar kita sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian kita pada satu atau dua objek saja. Perbedaan focus antara satu orang dengan orang lainnya, menyebabkan perbedaan persepsi anatara mereka.
2.      Set; adalah harapan seseorang tentang rangsangan yang akan timbul. Misalnya, pada seorang pelari yang siap digaris start terdapat set bahwa akan terdengar bunyi pistol disaat ia harus mulai berlari, perbedaan set dapat menyebabkab perbedaan persepsi. Misalnya A membeli telur di suatu tempat dan harga telur itu adalah Rp. 15 sebutir, sedangkan B membelinya dengan Rp. 10,- kalu A dan B sama sama mebeli telur di suatu tempat dan harga telur itu adalah Rp. 12,50,- maka bagi A telur ini murah, dan bagi B telur ini mahal.
3.      Kebutuhan; kebutuhan kebutuhan sesaat maupun menetap pada diri seseorang, mempengaruhi persepsi orang tersebut. Dengan demikian, kebutuhan-kebutuhan yang berbeda menyebabkan pula perbedaan persepsi. Misalnya A dan B berjalan jalan di pusat pertokoan, A, yang kebetulan sedang lapar, mempersepsikan kompleks itu sebagai penuh dengan restoran-restoran yang berisi makanan lezat,sedangkan Byang sedang ingin membeli sebuah arloji, mengamati kompleks itu sebagai deretan took kelontong.
4.      Sistem Nilai; sistem nilai yang berelaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap persepsi. Suatu eksperimen di amerika srikat menunjukkan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga miskin mempersepsi mata uang logam lebih besar dari pada ukuran yang sebenarnya. Gejala ini tidak terdapat pada anak-anak yang berasal dari keluarga kaya.
5.      Ciri keperibadian; ciri keperibadian akan mempengaruhi persepsi.misalnya, A dan B bekerja disuatu kantor yang sama dibawah pengawasan satu orang atasan. A yang pemalu dan penakut. Mempersepsi atasannya sebagai tokoh yang menakutkan dan perlu dijauhi, sedangkan B yang mempenyai lebih kepercayaan diri, menganggap atasannya sebagai tokoh yang dapat di ajak bergaul seperti orang biasa lainnya.
6.      Gangguan Kejiwaaan; gangguan kejiwaaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut halusinasi. Berbeda dari ilusi, halusinasi bersifat individual, jadi hanya dialami oleh penderita yang suara-suara atau melihat benda-benda yang tidak terdengar aau terlihat oleh orang lain tau ia bisa melihat suatu benda jauh berbeda dari bentuk yang asli, misalnya, ia melihat gundukan tanah sebagai harimau yang mau menerkamnya. [2]

2. Belajar Dan Berfikir
            Seorang anak dibelikan sepeda oleh ayahnya. Ia akan mencoba sepede tersebut dan mengadakan reaksi-reaksi atas rangsang-rangsang yang ditimbulkan sepeda. Lama kelamaan reaksi reaksinya semakin teratur hingga suatu saat  ia dapat menguasai sepeda itu. Anak yang sebelumnya tidak dapat naik sepeda, kini dapat naik sepeda.ini adalah contoh proses belajar. Jadi, belajar adalah suatu proses dimana suaatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi (rangsangan) yang terjadi.
            Pada manusia, proses belajar tidak hanya menyangkut aktifitas fisik saja, tetapi terutama sekali menyangkut kegiatan otak, yaitu, berpikir. Dalam hubungan ini, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar:
1.      Waktu istirahat; khususnya dalam mempelajari sesuatu yang meliputi bahan yang banyak, perlu disediakan waktu-waktu tertentu untuk beristirahat. Dalam waktu istirahat sebaiknya tidak banyak melakukan kegiatan yang menggannggu pikiran sehingga bahan yang sudah dipelajari mempunyai icukup kesempatan untuk mengendap dalam ingatan.
2.      Pengetahuan tantang materi yang dipelajari secara menyeluruh; dalam mempelajari sesuatu, lebih baik kalu pertama-tama kita pelajari materi atau bahan yang ada secara keseluruhan. Setelah itu, mempelajari dengan baik lebih seksama bagian bagiannya.
3.      Pengertian terhadap materi yang dipelajari: kalau hendah mempelajari sesuatu, maka kita harus mengerti materi yang kita pelajari itu. Tanpa pengertian, kita akan mendapat kesulitan.
4.      Pengetahaun akan prestasi sendiri: kalau kita taip kali mengetaui hasil prestasi kita sendiri, yaitu mengetahui perbuatan-perbuatan yang masih salah, maka akan lebih mudah kita memperbaiki kesalahan-kesalahan itu daripada kalau kita harus meraba-meraba terus.
5.      Transfer: pengetahuan kita mengenai hal-hal yang pernah kita pelajari sebelumnya, kadang-kadang mempengaruhi juga proses belajar yang sedang kita lakukan sekarang. Pengaruh ini disebut transfer. Trasnsfer dapat bersifat positif. Jika hal yang lalu mempermudah proses belajar yang sekarang atau juga dapat bersifat negatif jika prosees belajar yang lalu justru mempersulit proses belajar yang sekarang.
Belajar adalah pengalaman yang universal. Setiap orang harus selalu belajarsepanjang hidupnya. Balita harus belajar bicara, berpakaian dan makan sendiri. Para remaja harus belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan sosial yang dapat diterima oleh masyarakat. Orang dewasa harus belajar bagaimana melakukan pekerjaan dan memenuhi tanggung jawab kehidupan rumah tangga. Kehidupan sehari-hari penuh dengan problem problem yang harus dipecahkan dengan belajar.
Perkataan belajar mempunyai tiga arti:
·         Menemukan;
·         Mengingat
·         Menjadi efisien
Contoh:
·         apakah anda telah belajar bagaimana caranya memecahkan teka-teki ini ? belajar disini berrarti memecahkan
·         apakah anda pernah belajar kata-kata Starspangled banner? Belajar disini berarti menginget
·         apakah anda telah belajar bagaimana caranya mengendarai mobil? Belajar disini berarti efisien.
Apakah anda telah belajar bagaimana belajar memakai dasi tanpa bercermin? Dalam contoh ini tiga arti tersebut berada secara bersama.
Macam-macam kegiatan berfikir dapat kita golongkan sebagai berikut:
1.      berfikir asosiatif, yaitu proses berfikir dimana sutu ide merangsang ide lain. Jalan pikiran dalam proses berfikir-berfikir asosiatif. Tidak ditentukan atau diarahkan sebelunya, jadi ide-ide timbul secara bebas.
2.      Berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah sebelumnya yang diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahakan pada pemecahannya persoalan. Dua macam berpikir terarah, yaitu;
a.       Berpikir kritis, yaitu membuat keputusan atau pemeliharaan terhadap suatu keadaan.
b.      Berpikir kreatif, yaitu berpikir untuk menentuikan hubungan-hubungan baru antara berbagai hal, menemukan pemecahan baru dari suatu soal menemukan sisitem baru, menemukan bentuk artistik baru, dan sebagainya.
Hakikat Berpikir
            Menurut analisis berpikir, proses berpikir itu terdiri dari keaslian, kritik, dan penerimaan atau penolakan hipotesis.dalam pemecahan problem yang bersifat non simbolis (misalnya memecahkan teka teki), sasaran  atau kritik terhadap hipotesis dilaksanakan bersama-sama, dalam perbuatan trial and error  yang bersifat terbuka. Responnya berwujud gerakan gerakan otot besar.
            Dalam pemecahan problem yang bersifat simbolis


[1] Drs. Dimyati Mahmud, Psikologi Suatu Pengantar, BPFE, Yogya, 1989. Hlm. 41.
[2] Drs. Sarlito Wirawan Sarwono, Op. Cit, hlm. 44.

1 komentar:

  1. Borgata Hotel Casino & Spa to Reopen, Reopen in - KTNV
    Borgata Hotel Casino & Spa in Atlantic City is reopening its doors on 경상남도 출장마사지 Monday, May 20, 아산 출장샵 the casino said 서산 출장샵 Monday. Borgata 김천 출장샵 Hotel Casino 속초 출장샵 & Spa in

    BalasHapus